-->

Ads

Hidroponik Otomatis Hasil Karya Anak Bangsa

Merdeka dengan Cara Otomasi Hidroponik


Sistem Otomasi Hidroponik


Ada banyak metode merayakan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke 72 tahun ini, dua regu mahasiswa dan dosen dari Fakultas Teknik (FT) Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) memilih untuk merayakannya dengan berkarya. Dua buah rangkaian Teknologi Pas Guna (TTG) sukses mereka inovasikan dengan memanfaatkan barang-barang bekas dan ilmu yang mereka dalami di Jurusan Teknik Elektro FT UKWMS. Merupakan Maria Angela Kartika dengan karyanya Otomasi Sistem Hidroponik NFT dan Fandri Christanto dengan Mesin Pengering Otomatis Hemat Daya yang baru tanggal 12 Agustus 2017 kemarin meraih gelar pemenang 3 dan juara harapan pertama dalam Pertandingan Pengolahan Hasil Perikanan dan Teknologi Pas Guna yang diadakan oleh Pemerintah Kota Surabaya.


“Belum pernah ada alat untuk memegang cara hidroponik yang otomatis menutrisi sayuran yang ditanam, sekaligus mengatur kadar gizi dalam air yang dipergunakan layak keperluan yang diatur,” demikian terang Andrew Joewono ST., MT selaku dosen yang menelurkan ide yang seketika diciptakan oleh Angela dalam karyanya tersebut. “Ya mulanya aku berharap mewujudkan suatu alat yang dapat dimanfaatkan oleh orang tua saya dikala pensiun nanti. Sekiranya sistemnya otomatis demikian ini, kan lebih merdeka dari kerepotan bertani hidroponik yang pada umumnya,” tutur Angela yang menuntaskan karyanya di bawah tuntunan Yuliati, S.Si., MT dan Drs. Peter R. Angka M.Kom hal yang demikian.


Kecuali demi ayah dan ibunya, ide Angela terbukti juga berawal dari keprihatinan atas kurangnya lahan yang dapat diaplikasikan untuk bercocok tanam di Surabaya. Berdasarkan sistem berlahan menggunakan Hidroponik, kelebihan dari mesin inovasinya yaitu sanggup diterapkan dengan lahan terbatas dan juga lebih hemat tarif listrik sebab ada jangka waktu pompa. Ia sukses memodifikasi sistem aliran air memakai dua tandon, dari bawah dipompa ke atas, sehingga saat tandon atas sudah penuh secara otomatis pompa akan mati dan sistem bisa bekerja tanpa menarik tenaga listrik. “Kaprah-kira yang dihemat dalam konsumsi energi yaitu 37,77 Kwh atau jika dirupiahkan dengan asumsi batas kekuatan 1300VA kurang lebih merupakan 55.000 Rupiah,” jelas gadis kelahiran Malang hal yang demikian. Mesin ini juga cakap untuk menyeimbangkan kadar gizi yang diperlukan tanaman dengan sistem memegang alat mengaplikasikan sensor TDS (Total Dissolved Solid) sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.



Keunikan lain dari karya Angela merupakan ia sukses memanfaatkan beberapa barang bekas untuk membangun cara hal yang demikian. Tandon air yang dipergunakan yakni gentong plastik bekas bahan kudapan manis, selain itu rangka besi pendukung alat didapat dari sebagian tempat loak. Sebagai rangka ‘meja’ tanaman hidroponik sayuran berdaun yang dia tanam, Angela menggunakan sebagian batangan galvalum yang dia rakit sendiri. Sesudah via proses coba salah berulang kali selama enam bulan, walhasil jadilah serangkaian alat berdimensi panjang tiga meter kali lebar satu meter dengan tinggi dua meter. Alat tersebut didukung dengan sebuah ‘menara’ yang mengusung dua buah tandon air dengan cara pemberi gizi di bagian tengahnya. 


Sumber : https://ukwms.ac.id/merdeka-dengan-sistem-otomasi-hidroponik/

LihatTutupKomentar