-->

Ads

✔️ Pembahasan Laporan Praktikum Hidroponik

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan judul makalah ini “HIDROPONIK” maka masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan hidroponik?

2. Bagaimana cara menanam dengan cara hidroponik?

3. Jenis tanaman apa yang memiliki nilai jual diatas rata-rata?

4. Apa keuntungan dan kelebihan menanam dengan cara hidroponik?

5. Bagaimanakah bentuk tanaman hidroponik?


1.2 Tujuan

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi

kita semua. Juga untuk memenuhi tugas dari sekolah yang diberikan oleh guru Pendidikan Lingkungan Hidup

SMAN 1 Sindang, Ibu Saptarini.


1.3 Metode

Penulis menggunakan metode observasi ketempat pameran Hidroponik dan penyaringan terperinci dari

berbagai sumber di Internet. Dengan cara menyeleksi beberapa devinisi dari hodroponik dan lainnya, serta menambahkan beberapa dari buku pustaka. Dalam metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.

Hidroponik Di Lahan Sempit


BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hidroponik

Hidroponik berasal dari bahasa latin (hydro = air; ponos = kerja) yaitu suatu metode bercocok tanam tanpa

menggunakan media tanah, melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya


yang mengandung unsur hara seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan

lain-lain sebagai pengganti media tanah.Bertanam secara hidroponik dapat dilakukan di rumah sebagai hobi

maupun untuk dikomersialkan. Beberapa kelebihan bertanam dengan sistem hidroponik ini antara lain: Ramah

lingkungan karena tidak menggunakan pestisida atau obat hama yang dapat merusak tanah. Tanaman tidak

merusak tanah karena tidak menggunakan media tanah dan juga tidak membutuhkan tempat yang luas. Bisa

memeriksa akar tanaman secara periodik untuk memastikan pertumbuhannya. Pemakaian air lebih efisien

karena penyiraman air tidak perlu dilakukan setiap hari. Hasil tanaman bisa dimakan secara keseluruhan

termasuk akar karena terbebas dari kotoran dan hama. Lebih hemat karena tidak perlu menyiramkan air setiap

hari, tidak membutuhkan lahan yang banyak, media tanaman bisa dibuat secara bertingkat. Pertumbuhan

tanaman lebih cepat dan kualitas hasil tanaman dapat terjaga. Tidak ada masalah hama dan penyakit tanaman

yang disebabkan oleh bakteri, kulat dan cacing nematod yang banyak terdapat pada tanah. Dapat ditanam

kapan saja karena tidak mengenal musim.


2.2 Beberapa Tanaman Yang Sering Ditanam Secara Hidroponik Adalah:

1. Tanaman hortikultura :sawi, kangkung, strawberi, dan lain-lain.

2. Sayuran : sawi, tomat, wortel, brokoli, cabai, seledri, bawang putih, bawang merah, bawang daun, selada,

dan terong.

3. Buah : melon, mentimun, semangka, strawberry, tomat dan paprika

4. Tanaman hias : krisan, gerberra, anggrek, kaladium dan kaktus.

Tomat Hidroponik


2.3 Cara Menanam Hidroponik Adalah Sebagai Berikut:

Penanaman secara hidroponik secara umum dilakukan dengan dua cara, yang pertama dengan menggunakan

media keras. Media yang dipergunakan, bisa berupa sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata,

serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah. Cara kedua adalah mengunakan larutan, tanpa

media keras untuk pertumbuhan akarnya, hanya cukup dengan larutan bernutrisi. Cara ini dapat mengunakan

teknik larutan statis atau larutan alir.


2.4 Perawatan Tanaman Hidroponik

Pembibitan

Sangat disarankan untuk menggunakan bibit hibrida supaya mutu buah/sayur yang dihasilkan cukup optomal.

Penyemaian

Penyemeaian sistem hidroponik bisa menggunakan bak dari kayu atau plastik. Bak tersebut berisi campuran

pasir yang sudah diayak halus, sekam bakar, kompos dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1:1.

Semua bahan tersebut dicampur rata dan dimasukkan ke dalam bak dengan ketinggian sekitar 7cm. Masukkan

biji tanaman dengan jarak 1×1,5 cm. Tutup tisue/karung/kain yang telah dibasahi supaya kondisi tetap lembab.

Lakukan penyiraman hanya pada saat media tanam mulai kelihatan kering. Buka penutup setelah biji berubah

menjadi kecambah. Pindahkan ke tempat penanaman yang lebih besar bila pada bibit telah tumbuh minimal 2

lembar daun.

Persiapan Media Tanam

Syarat media tanam untuk hidroponik adalah mampu menyerap dan menghantarkan air, tidak mudah busuk,

tidak mempengaruhi pH, steril, dll. Media tanam yang bisa digunakan dapat berupa gambut, sabut kelapa,

sekam bakar, rockwool (serabut bebatuan). Kemudian isi kantung plastik, polibag, pot plastik, karung plastik,

atau bantalan plastik dengan media tanam yang sudah disiapkan.


Pemupupukan

Karena media tanam pada sistem hidroponik hanya berfungsi sebagai pegangan akar dan perantara larutan

nutrisi, untuk mencukupi kebutuhan unsur hara makro dan mikro perlu pemupukan dalam bentuk larutan yang

disiramkan ke media tanam

Kebutuhan pupuk pada sistem hidroponik sama dengan kebutuhan pupuk pada penanaman sistem

konvensional.


Pemupukan Tanaman Hidroponik


BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa tanaman hidroponik adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan

media tanah, melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang

mengandung unsur hara seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lainlain sebagai pengganti media tanah. Ada beberapa jenis tanaman yang bias di tanam dengan sistem

hidroponik antara lain jenis tanaman holtikultura,sayuran, buah, dan tanaman hias. Yang bisa bermanfaat dan

memiliki berbagai kelebihan.


3.2 Saran

Berdasarkan beberapa penjelasan singkat diatas, kami selaku penulis dapat menyarankan bahwa pembaca mulai harus bisa memilih media yang terbaik untuk tanaman di rumah. Seiring dengan marak nya penggunaan pestisida pada tanaman, sistem hidroponik ini dapat digunakan sebagai salah satu cara yang efisien untuk tidak menggunakan pestisida lagi dalam tanaman karena pestisida banyak mengandung zat kimia yang akan mencemari tanah sekitar.


A.Persemain

Wadah persemaian yang digunakan berupa bak plastic yang bagian bawahnya

telah dilubangi dan dasarnya diberi strimin. Wadah ini diisi denga media hidroponik

yang telah pupuk kandang sedikit. Pupuk kandang berguna untuk penyerapan air.

Pada media dibuat larikan sebagai lubang tanam, dengan jarak sekitar 3x5cm.

Kemudian, benih disebar di dalam larikan tersebut dan ditutupi dengan media lagi

dan disiram air. Untuk menjaga kelembaban, wadah semai ditutup dengan plastic

dan ditempatkan di tempat yang gelap. Apabila benih telah berkecambah, plastic

dibuka dan benih dipindah ke wadah atau pot yang lebih besar.


B.Penanaman

Wadah yang digunakan berupa pot atau emplas yang berdiameter 15-20cm. Wadah

yang digunakan dibuat lubang 3-4 lubang untuk mengalirkan air yang berlebih.

Bagian dasar diberi strimin agar media lolos keluar pot. Setelah itu, wadah diisi


C.Perawatan

Perawatan tanaman yang utama adalah penyiraman air yang dicampur dengan

nutrient. Nutrien yang digunakan berupa pupuk yang mempunyai unsure N tinggi

karena sayur ini dipanen daunnya. Dosis pupuk harus sesuai anjuran. Penyiraman

dapat dilakukan 2-3 kali sehari, yang penting media tidak kering.

Sawi (Brassica juncea L.) adalah sekelompok tanaman dari margaBrassica yang

biasa dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik

segar maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang kadangkadang mirip satu sama lain. Di Indonesia penyebutan sawi umumnya mengacu

pada sawi hijau (Brassica juncea L.) kelompok parachinensis, yang disebut juga

sawi bakso, caisim atau ciosin, disebut juga petsai yang biasa dibuat sup atau

diolah menjadi asinan(Yudharta, 2010).

Morfologi tanaman sawi hijau yaitu termasuk jenis tanaman sayuran daun dan

tergolong kedalam tanaman semusim (berumur pendek). Tanaman sawi tumbuh

pendek dengan tinggi sekitar 26 -33 cm atau lebih, tergantung dari varietasnya.

Tanaman sawi mempunyai daun panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop,

serta berakar serabut yang tumbuh dan berkembang secara menyebar, sehingga

perakarannya sangat dangkal pada kedalaman 5 cm. Perakaran tanaman sawi

dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang gembur, subur, mudah menyerap air,

dan kedalaman tanah (solum tanah) cukup dalam(Mandha, 2010).


Kondisi lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman sawidapat memberikan

hasil panen yang tinggi.Sehingga dengan demikian untuk menunjang usaha tani

harus memiliki kondisi lingkungan yang sesuai seperti yang dikehendaki

tanaman.Sebab kecocokan keadaan lingkungan sangat menunjang

produktiftastanaman.Hingga dewasa ini masih banyak dijumpai petani mengalami

LihatTutupKomentar