-->

Ads

Sistem Hidroponik NFT Dan DFT, Ini Perbedaannya

Perbedaan NFT dan DFT, Mana Yang Lebih Bagus?


Urban farming. Teknik budidaya tanaman secara minimalis ini makin digandrungi banyak orang. Khususnya selama pandemi orang memiliki banyak waktu di rumah. Yang membuatnya menarik, karena urban farming ini di lahan sempit pun jadi.


“Pada saat pandemi inilah masyarakat lebih bermotivasi melakukan urban farming dikarenakan mempunyai waktu lebih untuk merawat pelbagai macam tanaman,” kata Ayuni Kusumawati, mahasiswi Universitas Brawijaya yang sedang melaksanakan riset seputar urban farming. Sebelumnya cara kerja urban farming belum maksimal,” lanjutnya.


Dari sekian banyak cara menjalankan budidaya mengerjakan urban farming, hidroponik merupakan cara yang paling acap kali dipakai. Kecuali bisa digunakan di lahan sempit, teknik hidroponik juga tidak rumit, irit kekuatan, dan hemat biaya. Tanaman yang bisa dibudidayakan juga tak berbeda dengan budidaya tanaman memakai tanah.


Terdapat banyak metode hidroponik yang dapat diaplikasikan untuk budidaya di lahan sempit. Sistem ini kita akan membahas perbedaan metode hidroponik NFT dan DFT.


1. Cara Hidroponik NFT



Hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) merupakan sistem hidroponik yang memanfaatkan kemiringan untuk mengalirkan air ke semua tanaman. Sistem ini terbilang gampang cara pembuatannya karena hanya memerlukan sebagian talang air, pipa, pompa aquarium, bak air  berukuran besar, dan sebagian bahan lain yang mudah dijumpai di kios material.


Air yang dialirkan dalam sistem ini tidaklah banyak, sekiranya diukur cuma setinggi 3 mm, atau setebal lapisan film, itulah sebabnya diberikan nama NFT. Jadi akar tanaman tidak terendam  oleh air, hanya sebatas dialiri saja. Air hal yang demikian tentunya telah mengandung nutrisi yang diperlukan oleh tanaman. Dengan adanya aliran air yang tipis ini, tanaman akan bisa tumbuh dengan seragam, sebab air juga tersebar secara merata di talang air.


Air gizi dialiri dari ember besar menerapkan pompa aquarium, tenaganya disesuaikan dengan jumlah talang air yang akan diaplikasikan. Untuk kemiringan talang air, sekitar  2 -5 derajat. Air akan mengalir kembali ke ember, dan setelah itu kembali naik ke talang air, begitulah sistem kerjanya.


Lalu apa saja kelebihan dalam menggunakan sistem NFT ?

  1. Pertumbuhan tanaman lebih cepat karena akar tanaman seketika meraba nutrisi.
  2. Gampang air terpenuhi dengan baik.
  3. Tanaman menerima gizi secara terus menerus.
  4. Resiko pengendapan kotoran rendah sebab talang air telah miring.
  5. Karena mengatur gizi yang diberikan.
  6. Tanaman tumbuh lebih seragam.


Apakah ada kekurangan dalam menerapkan metode NFT? Tentu ada

  1. Jikalau air dialirkan menerapkan bantuan pompa, maka bergantung kepada listrik.
  2. Sistem ada tanaman yang terkena penyakit, besar kemungkinan tanaman lain juga terkena penyakit.


Kurang lebih itulah kelebihan dan kekurangan metode NFT. Bagi anda yang berkeinginan menanam tomat, cabai, selada, atau mungkin buah – buahan dan tanaman obat lain, cara NFT dapat dihasilkan alternatif.


2. Cara Hidroponik DFT



Hidroponik DFT (Deep Flow Technique). Sekiranya tak banyak perbedaan antara NFT dan DFT. Metode pada sistem NFT memakai aliran air yang tipis, maka dalam DFT kedalaman air berkisar 4 – 6 cm. Dan biasanya cara memakai pipa ukuran 4 inci, dan tidak dibuat miring seperti NFT.


Sistem DFT juga memakai bantuan pompa air untuk mengaliri air nutrisinya. Kebutuhan kedalaman air bisa menempuh 4 – 6 cm, sambungan pipa semestinya lebih kecil dari diameter pipa, agar air bisa menggenang di dalam pipa. Mudah air dan nutrisi tanaman juga tentunya akan terpenuhi.


Apa saja kelebihan menggunakann sistem DFT?

  1. Kalau selalu memerlukan listrik. Metode listrik padam, tidak perlu kuatir, karena masih terdapat genangan air yang dapat memberi nutrisi pada tanaman.
  2. Lebih hemat listrik, sebab pompa tidak semestinya selalu dinyalakan.
  3. Kebutuhan untuk beragam ragam tanaman.
  4. Mudah gizi dan tanaman terpenuhi dengan baik.


Kerugian metode DFT

  1. Adanya resiko pembusukan akar. Bila akar selalu terendam dalam air, karenanya akar dapat busuk.
  2. Memerlukan pembuatan metode DFT cenderung mahal.
  3. Lebih banyak air gizi.
  4. Perawatan relatif sulit. Kotoran dapat mengendap di dalam pipa, dan semestinya dibongkar untuk membersihkannya.

LihatTutupKomentar