-->

Ads

Konsep Hidroponik

Konsep Budidaya Hidroponik


Untuk menempuh situasi masyarakat yang hidup sehat dan sejahtera di masa yang akan datang, dan dalam rangka meningkatkan swasembada pangan dan seruan ketahanan pangan khususnya bagi masyarakat yang tidak mempunyai lahan yang luas, maka hidroponik yakni alternatif yang pas. Hidroponik adalah solusi di bidang pertanian dengan menggunakan teknologi simpel untuk memudahkan masyarakat dalam bercocok tanam. Hidroponik cakap menghasilkan produksi tanaman yang lebih terjamin kebebasannya dari hama penyakit yang berasal dari tanah, bisa diwujudkan profesi baru sebagai mata pencaharian bagi petani dan masyarakat yang tidak mempunyai profesi, meningkatkan pemenuhan sumber gizi keluarga dan masyarakat, dan seandainya diusahakan dalam skala besar bisa meningkatkan ekspor produksi hortikultura segar dan bermutu tinggi sehingga dapat menambah devisa negara.


Sebagai contoh, biaya start-up stroberi yang ditanam secara hidroponik jauh lebih murah dibandingkan dengan cara konvensional, yaitu ditanam di tanah, produksi salada secara hidroponik jauh lebih tinggi diperbandingkan metode konvensional.


Hidroponik juga mempunyai profit bagi lingkungan sosial sebab dapat diciptakan sarana pendidikan dan pelatihan di bidang pertanian modern mulai dari kanak-kanak hingga dengan orang tua, memperindah lingkungan dengan kesan pertanian yang bersih dan sehat dan usaha agribisnis di pedesaan tanpa mencemari lingkungan.


Variasi tanaman yang dibudidayakan secara hidroponik


Mencakup kelompok tanaman hortikultura yang terdiri atas sayur, buah, bunga, tanaman hias, tanaman obat-obatan, tanaman pertamanan dan semua ragam tanaman baik tahunan maupun semusim. Hidroponik bisa diusahakan oleh individu baik sebagai hobi dan tujuan komersil sepanjang tahun tanpa mengenal musim di tempat pedesaan.


Munculnya hidroponik didasari keyakinan bahwa tanaman bisa tumbuh dengan bagus di manapun asalkan kebutuhan nutrisinya (faktor hara) senantiasa tercukupi. Dalam konteks ini, media kecuali tanah cuma berperan sebagai penyangga tanaman supaya tidak roboh dan air yang mempunyai peran penting pertumbuhan tanaman. Air disini bukan air awam namun air dari pelaksanaan pelarutan gizi tanaman yang dibutuhkan. Jadi, hidroponik diawali dari tingginya perhatian petani terhadap ragam pupuk dan pentingnya eksistensi pupuk yang bermutu bagi pertumbuhan tanaman.


Keunggulan hidroponik dibandingi dengan bercocok tanam mengaplikasikan tanah antara lain pemeliharaan dan budidaya tanaman hidroponik lebih mudah sebab tempatnya relatif bersih, media tanaman yang digunakan bersih dari kotoran dan tanaman terlindung dari terpaan hujan, serangan hama penyakit relatif kecil, tanaman lebih sehat, vigor, produktivitasnya tinggi, mutu hasil tanaman bermutu tinggi dan bendung lama serta harga jualnya tinggi.


Sayuran hidroponik telah banyak dioptimalkan di Indonesia. Budidaya secara hidroponik memiliki beberapa keuntungan antara lain tidak membutuhkan lahan luas, bisa diusahakan sepanjang tahun, menambah pendapatan rumah tangga, dan membantu mewujudkan lingkungan (udara) bersih dan sehat di sekitar rumah.


Kecuali itu, budidaya sayuran secara hidroponik bisa digunakan untuk budidaya tanaman hortikultur di luar musim. Usaha pemenuhan bahan pangan tersebut kian banyak menerima halangan, di antaranya fenomena perubahan iklim global, penurunan luasan dan produktivitas lahan, serta kian banyaknya kasus serangan hama dan penyakit tanaman yang menyebabkan terjadinya penurunan hasil panen.


Faktor yang paling penting dan yang seharusnya diperhatikan dalam sistem hidroponik adalah pemupukan. Air dan pupuk diberikan dalam media hidroponik dalam format larutan secara berbarengan. Larutan unsur hara atau gizi sebagai sumber pasokan air dan mineral yakni faktor penting untuk pertumbuhan dan kualitas hasil tanaman pada budidaya hidroponik. Beberapa hara yang diberi harus mengandung unsur makro (N, P, S, K, Ca, dan Mg) dan mikro (B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo, dan Zn). Tingkat keasaman (pH) mempengaruhi tenaga larut faktor hara yang dapat diserap oleh akar. Walaupun besar budidaya hidroponik, larutan dipertahankan konstan pada kisaran pH 5,5 – 6,5 (Adams et al. 2015). Tumbuhan yang dibudidaya secara hidroponik tumbuh dua kali lebih cepat diperbandingkan dengan metode konvensional. Elemen ini disebabkan kontak langsung antara akar dengan oksigen, tingkat keasaman yang optimum, serta adanya peningkatan perembesan nutrien dan gizi yang setara.



Definisi Hidroponik


Hidroponik diambil dari bahasa Yunani ialah hydro yang artinya air dan ponos yang artinya tenaga. Hidroponik juga dikenal dengan sebutan soilless culture yang artinya budidaya tanaman  tanpa tanah. Jadi tanaman hidroponik yaitu tanaman yang ditanam dengan pemanfaatan air dan tanpa pemakaian tanah sebagai media tanam.


Pengertian tanaman hidroponik secara biasa yakni tanaman yang ditanam dengan memanfaatkan air tanpa mengaplikasikan media tanah namun menekankan pada pemenuhan keperluan nutrisi tanaman untuk bisa tumbuh. Jadi tanaman hidroponik tak ditanam di media tanah melainkan media lain seperti bata merah, rockwool, kerikil, arang sekam dan sebagainya. Cara memanfaatkan air, namun air yang diperlukan cuma dalam jumlah kecil. Faktor paling penting untuk tanaman hidroponik merupakan pemenuhan gizi tanaman yang berbentuk larutan. Jadi, cara penanaman hidroponik betul-betul layak untuk tempat yang pasokan airnya kurang. 


JENIS DAN MODIFIKASI HIDROPONIK  


Sekilas, cara hidroponik nampak rumit, akan tapi sesudah dipahami, sistem kerja metode ini sebenarnya sangat simpel. Terdapat sebagian jenis cara hidroponik merupakan drip system (cara tetes), Ebb and flow (flood and drain), NFT (nutrient film technique), deep water culture, aeroponic, dan wick system (sistem sumbu). Kecuali itu, sistem hidroponik dapat juga yakni kombinasi dari satu atau lebih dari cara-cara hal yang demikian.


Akar tumbuhan memerlukan 3 hal merupakan air/kelembaban, gizi, dan oksigen. Perbedaan dari ketiga cara hidroponik hal yang demikian yaitu bagaimana metode menghantarkan tiga keperluan tumbuhan tersebut ke akar.


1. Drip system

Sesudah ini memakai sistem irigasi tetes (drip irrigation system) (Gambar 2.1) untuk mengalirkan nutrisi ke kawasan perakaran melalui selang irigasi dengan menggunakan dripper yang dikendalikan waktunya dengan timer. Media tanam sistem ini yakni batu apung, sekam bakar, zeolit, atau cocopeat (sabut kelapa), yang berfungsi sebagai daerah akar berkembang dan memperkokoh kedudukan tanaman. Cara hidroponik disimpan di wadah.


Pompa yang disiapkan di dalam wadah akan memompa nutrisi lewat selang irigasi layak jadwal yang sudah dikuasai. Cairan nutrisi yang tidak terserap dialirkan kembali lewat drainase yang  diletakkan di bagian bawah depan dari setiap pot tanaman. Cairan ini akan kembali ke wadah penampung pupuk. Pengatur waktu dapat diatur untuk 15 menit setiap satu jam.


2. Ebb and Flow

Setelah ini disebut juga sistem pasang surut.  Pada sistem ini, larutan gizi diberikan dengan sistem menggenangi wilayah perakaran pada waktu yang diatur. Cara cukup karenanya larutan gizi dialirkan kembali ke wadah penampungan pupuk. Larutan gizi akan mengisi/membanjiri sistem sampai mencapai ketinggian dari overflow yang telah disiapkan, sehingga merendam akar tanaman. Tabung overflow mesti dikuasai sekitar 2 inch di bawah permukaan atas media tumbuh.


Setelah tetes dan pasang surut mempunyai kelemahan, yaitu dikala terjadi pemutusan aliran listrik secara tiba-tiba dalam waktu yang cukup lama, maka tanaman tak mendapatkan suplai gizi. Sistem juga apabila terjadi kerusakan pada pompa.


3. Nutrient Film Technique

Pada cara ini  gizi dipompa ke tanaman via aliran air yang tipis, sehingga akar tumbuhan bersentuhan  dengan lapisan tipis gizi yang mengalir. Ketinggian lapisan air dapat diatur satu hingga dua sentimeter. Meskipun dari sistem ini, dikala aliran listrik terputus karenanya cairan gizi masih tersisa di dalam sistem. Konstruksi metode diciptakan bertingkat sehingga cairan gizi di pompa lewat pipa paling atas kemudian mengalir hingga pipa paling bawah, dan seketika ke wadah penampungan cairan pupuk.


Sesudah ini banyak disukai sebab akar tanaman meresap lebih banyak oksigen dari udara diperbandingkan yang diresapi dari larutan nutrisi. Faktor ini disebabkan sebab cuma ujung akar saja yang bersentuhan dengan larutan nutrisi sehingga tumbuhan menerima lebih banyak oksigen dan hal ini menyebabkan tumbuhan lebih pesat tumbuh dan berkembang.


4. Deep water culture

Deep water culture disebut juga sebagai floating raft system (sistem rakit apung) atau cara reservoir. Keuntungan ini sangat simpel karena akar direndam dalam larutan nutrisi.


Pada cara ini sebaiknya menerapkan pompa udara untuk akuarium untuk memberikan oksigen pada larutan nutrisi. Perlu diingat bahwa pada cara ini sebaiknya wadahnya tertutup supaya pencegah penetrasi sinar sang surya ke dalam cara, sehingga mencegah pertumbuhan alga. Dalam skala besar, wadah gizi dihasilkan dalam wujud reservoir yang besar, dan tumbuhan diapungkan memakai bahan yang mengapung.


Setelah ini betul-betul disukai oleh pemula pelaku hidroponik sebab lebih gampang untuk ditangani. Metode demikian, para pelaku hidroponik komersialpun memakai metode ini dalam skala besar. Sistem ini dianggap sungguh-sungguh murah dan mudah diciptakan. Pengaplikasian konsepnya gampang, dibutuhkan pula kreativitas untuk membikin dan menggunakan cara ini dari beraneka bahan. Meski utama mengaplikasikan cara ini merupakan tidak diperlukan pompa untuk memompa nutrisi kecuali untuk aerasi. Sistem pompa untuk nutrisi bisa menyebabkan penyumbatan pada pompa hal yang demikian apabila menggunakan nutrisi organik


5. Wick system

Sesudah sumbu  ini ialah cara hidroponik yang paling simpel. Sesudah ini dapat memakai bahan-bahan daur ulang seperti botol atau gelas bekas minuman kemasan sebagai wadah untuk gizi. Tanaman mendapatkan gizi yang diserap lewat sumbu atau kain flanel. Sistemnya seperti kompor minyak tanah.


Sumbunya yakni komponen penting dari sistem ini, karena tanpa penyerab cairan yang baik, tanaman tidak akan mendapatkan kelembaban dan gizi yang dibutuhkan. Sumbu yang bagus, selain sebagai penyerap cairan yang bagus, juga tak gampang rusak pengaruh pembusukan. Sumbu sebaiknay dicuci terutama dahulu dengan air,agar bisa meningkatkan kemampuannya untuk menyerap nutrisi. Jumlah sumbu disesuaikan dengan ukuran tanaman dikala bertumbuh untuk menetapkan nutrisi yang diserap cukup memenuhi keperluan tanaman. Metode pompa udara untuk aerasi cara ini tak terlalu diperlukan. Akar akan cakap mendapatkan oksigen dari ruang di dalam sistem, dan juga mengabsorpsi oksigen lantas dari cairan gizi.  mau mengaplikasikan aerator, disarankan untuk membikin cara rakit apung saja.


6. Aeroponik

Pada sistem ini  tanaman ditumbukan pada udara yang lembab tanpa mengaplikasikan tanah atau medium agregat (geoponik). Kata aeroponik berasal dari bahasa Yunani ialah aero (udara) dan ponos (energi). Setelah aeroponik berbeda dengan hidroonik konvensional. Pada sistem ini, larutan gizi sebagai medium tumbuh dan mengandung mineral-mineral penting untuk pertumbuhan tanaman disemprotkan secara terencana  pada akar tanaman.  air konsisten dipakai untuk mentransmisikan nutrien, karenanya metode ini juga dianggap sebagai salah satu variasi hidroponik. Penyemprotan dikerjakan menggunakan pompa bertekanan tinggi sehingga menjadikan butiran-butiran air yang betul-betul halus melewati sprinkler.


7. Aquaponik

Ada yang menganggap bahwa metode ini bukan termasuk ke dalam cara hidroponik, karena tidak mengaplikasikan pupuk dengan nutrisi yang setara. Aquaponik  menerapkan gizi dari air kolam ikan yang telah mengandung gizi yang secara alamiah terbentuk dari sisa kotoran ikan dan pakan ikan yang larut di dalam air. Setelah ini serupa dengan metode rakit apung maupun NFT, tetapi sumber nutrisinya berbeda.


Bagi yang mempunyai kegemaran untuk menumbuhkembangkan tanaman tanpa harus direpotkan dengan kendala cuaca dan iklim serta pemeliharaan, karenanya hidroponik adalah salah satu jawabannya. Setelah hidroponik yaitu sistem bertanam yang termasuk simpel melainkan tepat sasaran untuk menerima tanaman yang subur. Hidroponik memberikan kebutuhan yang diinginkan oleh tanaman, karena secara efektif dan efisien mendistribusikan nutrisi yang tepat setiap dikala dalam bentuk terlarut. Hidroponik dapat dilakukan pada lahan yang sempat ataupun dalam skala industri.


http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/96588/Konsep-Budidaya-Hidroponik/

LihatTutupKomentar