-->

Ads

✔️ Cara Menjual Sayuran Hidroponik

Cara Menjual Sayuran Hidroponik Pemandangan tidak biasa di depan pusat perbelanjaan. Sebuah bangunan pertanian organik yang terbuat dari instalasi perpipaan yang simetris dan cantik berisi selada segar menghiasi halaman toko. Sungguh mengerikan, para pengunjung penasaran dan mendekatinya. Andi Wibowo yang punya ide cemerlang dibanjiri pengunjung.





Penanam sayuran hidroponik menerapkan berbagai cara saat mulai membuka pasar. Pekebun hidroponik di Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, malah sudah mendatangi calon konsumen. Rasa bangga dan malu harus dibuang begitu saja, ia tak segan-segan datang ke hotel dan menemui para juru masak yang selalu menampung sayuran organik untuk diolah di restoran makanan organik.



Untuk meyakinkan konsumen bahwa sayur mayurnya adalah produk hidroponik, ia membawa serta masih tertanam dalam starter kit berukuran 50 cm x 30 cm yang terdiri dari 12 lubang tanam. Sementara ia membawa 2-3 starter kit bibit tanaman dengan berbagai jenis sayuran. Saya sengaja membawa starter kit agar mereka yakin tanaman hidroponik yang saya bawa benar-benar ditanam secara hidroponik.



Dengan Memasarkan Sayuran Organik, ia tidak hanya menjual sayuran organik dari kebunnya, ia juga kebanjiran pesanan starter kit hidroponik. Banyak pegawai hotel yang justru bertanya karena penasaran. Bahkan tim survey sebuah hotel di Yogyakarta sengaja datang ke kebunnya untuk belajar langsung cara memasarkan sayuran organik.



Pada waktu-waktu tertentu sayuran hidroponik dijual dalam satu paket dengan tiket masuk. Parung Farm di Parung, Bogor, Jawa Barat berbisnis dengan pemasaran. Parung Farm telah menugaskan 3 petugas pemasaran khusus untuk menangani sayuran eksklusif ini. Para petugas juga menghabiskan sebagian besar waktu kerjanya di luar kantor.



Bagaimana Strategi Pemasaran Sayuran Organik Sistem Tanam Hidroponik?




Mereka memiliki hubungan yang baik dengan petugas toko biasa secara langsung. Ini terlihat sederhana, tetapi efeknya sangat besar. Tidak hanya berkomunikasi lewat telepon, tapi harus bertemu langsung untuk menjaga kehangatan saat mengobrol. Pelayanan kepada relasi begitu penting sehingga Parung Farm "merelakan" sayurannya yang dikemas atas nama supermarket mitra.



Ini juga sebagai strategi untuk meningkatkan penjualan. Padahal harga jualnya lebih murah. Strategi ini jarang disukai oleh petani kecil karena harga beli swalayan lebih rendah 5-10%. Namun menurut peneliti, cara ini cukup berguna untuk merambah supermarket baru atau bagi pekebun yang baru belajar memasarkan produk nabati hidroponik.



Strategi dalam Memahami Kondisi Pasar



Hal lain yang sangat penting yang dilakukan oleh peneliti dan timnya adalah melakukan survei kondisi pasar. Konsumen dan pesaing adalah objek utama. Menurut peneliti, permintaan konsumen tertinggi terjadi pada Kamis hingga Sabtu. Karena pada saat itulah konsumen berbondong-bondong ke supermarket. Sementara itu, pada hari Minggu dan Senin paling tenang karena konsumen membeli persediaan pada hari Kamis.



Menurut peneliti dari Kamis hingga Sabtu, Parung Farm mengirimkan produknya ke sekitar 60 toko, sedangkan pada Minggu atau Senin sekitar 45 toko. Selisihnya bisa 500-1.000 bungkus dengan berat 250 g per bungkus. Fenomena ini diantisipasi oleh bagian produksi kebun dengan menyesuaikan waktu tanam hingga panen pada saat permintaan tinggi.


Baca Juga : Peluang Usaha Sayuran Hidroponik


Trik lainnya adalah memantau pesaing dengan mengamati produk mereka. Saat ada produk baru, peneliti dan timnya langsung menjajaki peluang pasar dan cara mendapatkan bibitnya sayuran hidroponik. Produk baru ini akan kami rekomendasikan ke bagian produksi agar bisa segera dibudidayakan.


LihatTutupKomentar